Anti DBD dari Belantara

(0)
  • Inovator:
    • 1. Dyah Iswantini
    • 2. Rosihan Rosman
    • 3. Upik Kesumawati Hadi
    • 4. Min Rahminiwati
    • 5. Agus Sudiman T
  • Kategori: Biomedis

Deskripsi Singkat

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah pandemi di Asia Tenggara. Formula larvasida hayati dikembangkan dari minyak biji Kamandrah (Croton tiglium L.) yang tumbuh liar di Kalimantan. Proses pengepresan hidraulik pada biji dengan tingkat kemasakan fisiologis yang tepat, menghasilkan rendemen minyak Kamandrah yang tinggi dengan potensi sebagai larvasida jentik nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus penyebab DBD, lebih efektif dibandingkan "abate" dalam mencegah proses oviposisidan dan aman dipakai.

Description :

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a pandemic in South East Asia with no medications nor vaccines yet available. Currently, chemical larvicide “abate” is used to eradicate DHF vector yet could be disadvantageous from environmental aspect. A herb-based larvicide is developed from Kamandrah seeds oil (Croton tiglium L.), a wild plant native of Borneo. Kamandrah oil is more potent than abate in anti-oviposition process, and environmentally safer.
Keunggulan :

1. Terbuat dari bahan alami sehingga lebih aman bagi manusia dan lingkungan

2. Proses pembuatan relatif sederhana, bisa dilakukan secara swadaya

3. Tidak menimbulkan efek samping lain baik bagi manusia maupun hewan peliharaan

4. Meningkatkan nilai guna dan nilai tambah tanaman 

Status Paten :

Paten sudah terdaftar (IDP000039872)

Tahap Pengembangan :

Prototype Skala Lab

Nilai TKT :

3

Potensi Aplikasi :

Dapat dimanfaatkan oleh industri farmasi dan pestisida, maupun untuk menunjang program Kementerian Kesehatan dalam memerangi wabah DBD secara swadaya.

Kolaborasi yang diinginkan:
  • Kerjasama Pra Lisensi
  • Kerjasama Lisensi
  • Kerjasama Pemasaran Produk
  • Kerjasama Pengembangan Skala Produksi (Uji Skala Industri)
  • Joint Venture
  • Tidak Ada

    INOVASI TERKAIT

    KEMBALI KE ATAS